PANDEGLANG, (MBN) – Warga setempat menutup akses jalan masuk kendaraan roda empat yang membawa sekam dan pupuk menuju perusahaan Kandang Ayam Broiler yang di kelola oleh PT Ciomas Aditsatwa (Japfa) dan PT Barokah Bersaudara Utama yang terletak di Desa Sodong, Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang, Banten, Jum’at (25/02).
Jalan itu terletak di Kampung Kp. Legoknangka rt003/rw002 Desa Sodong ditenggarai adanya peralihan vendor yang dilakukan oleh pihak perusahaan secara sepihak. Akibatnya, Vendor tidak terima dan kemudian menutup akses jalan tersebut.
Dikatakan Marwan selaku Vendor Sekam di PT Barokah Bersaudara Utama dan PT Ciomas Aditsatwa (Japfa) dialihkan kepada pihak lain tanpa adanya koordinasi sebelumnya. Mestinya, pihak perusahaan tidak boleh memutuskan sepihak karena alasan takut adanya gerakan aksi demonstrasi oleh pihak tertentu, sebab apabila perusahaan tersebut sudah sesuai dengan aturan pemerintah.
Marwan juga menegaskan bahwa pihaknya menutup akses jalan itu tidak secara keseluruhan, artinya masih bisa dilintasi oleh pengguna jalan seperti kendaraan roda dua dan roda empat milik pribadi. ” Kami menutup jalan itu hanya kendaraan besar aja yang membawa sekam menuju perusahaan,” tegasnya.
Selanjutnya, Marwan juga menyayangkan sikap pihak perusahaan yang tidak profesional dalam menjalankan komitmen yang dibuat di awal antara pihak vendor dengan perusahaan.
” Saya dan Iip itu dari awal sebagai Vendor Sekam di PT tersebut, ini malah di kirim orang lain tanpa adanya koordinasi dengan kita (Vendor pertama*red),” imbuhnya.
Masih kata Marwan menyebutkan jumlah sekam yang dikirim ke PT Ciomas Aditsatwa (Japfa) sebanyak 11. 400 karung, dan ke PT Barokah Bersaudara Utama kurang lebih sekitar 10 ribu -12 karung ukuran 12 kilogram.
” Kita nunggu Purchase Order (PO) dari PT Ciomas Aditsatwa (Japfa) untuk mengirim Sekam pasca pembersihan kandang, setelah bersih tiba-tiba sekam itu dikirim orang lain, atau Kepala desa (Kades) Sodong yang belum lama menjabat, jelas kita tidak terima, akhirnya kita tutup jalannya,” tutur Marwan.
Sementara, Auladi Farikh selaku Kepala Farm di PT Ciomas Aditsatwa saat dikonfirmasi, menjelaskan bahwa dirinya tidak mau mengomentari kasus penutupan jalan yang dilakukan oleh warga setempat.
” Ada atasan saya (Kepala Unit*red) kalau saya takut salah, namun yang jelas ketika jalan itu ditutup sudah pasti ada kendala terhadap produksi di perusahaan kita,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Unit PT Ciomas Aditsatwa (Japfa), Fahrudin, saat ditanya soal adanya penumpukan batu untuk menutup akses jalan menuju perusahaannya, dia terkesan enggan memberikan komentar apapun. ” Untuk kasus ini. Saya tidak berhak menyampaikan pendapat,” ucap singkat.
Discussion about this post