PANDEGLANG (MBN) – Sejumlah petani di Kabupaten Pandeglang mengeluhkan rendahnya harga gabah yang anjlok sampai menyentuh harga rata-rata Rp. 3.500 hingga Rp. 3.700 per kilogram padahal biasanya saat panen raya harga dikisaran Rp. 4.000 per Kilogramnya.
Ahmad salah seorang petani di Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik mengaku selain harga anjlok dirinya kesulitan menjual gabah. Padahal, harga gabah dari petani sudah sangat murah.
“Iya, harga gabah anjlok dikisaran 3.500 per kilogram. Itupun petani kesulitan menjual, sekalinya ada yang beli, pembayarannya tidak langsung tapi menunggu paling singkat satu Minggu baru bayar” kata Ahmad, Minggu (28/2)
Menurut Ahmad, dengan harga gabah yang sangat murah seperti ini, memuat para petani di Cikeusik Kab. Pandeglang mengalami kerugian yang sangat besar.
“Jelas rugi, harga gabah kalau dibawah Rp 4.000, karena tidak seimbang dengan biaya yang kami keluarkan. Apalagi tahun ini kami kesulitan mendapatkan pupuk subsidi yang akhirnya kami terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya dua kali lebih mahal,” jelasnya.
Dia juga meminta agar Pemkab Pandeglang turun tangan mencarikan solusi bagi para petani.
“Jangan lagi panen raya bagus aja petani di bangga banggain pejabat daerah pada selfi, giliran kena wereng atau sekarang harga gabah anjlok pemerintah menghilang,” cetusnya.
Sementara itu Koordinator Eksponen Cikeusik, Muhamad Ilham mendesak Perum Bulog segera mengoptimalkan penyerapan gabah dari para petani agar para petani di Kabupaten Pandeglang tidak merugi setiap tahunnya.
“Petani selalu yang dirugikan pada saat panen harga gabah turun, Kemana Perum Bulog?. Disini peran Bulog harus bisa jemput bola dan Pemkab Pandeglang harus mengkordinasikannya, agar beban petani tidak terlalu berat” tegasnya.
Penulisan : Ibo